Syair Ibnul Jauzi

 Selamat malam  saudara/i pecinta sholawat, pada kesempatan kali ini saya seperti biasanya akan berbagi lirik sholawat. Lirik Sholawat pada kali ini adalah berjudul  "Syair Ibnul Jauzi". saya berbagi lirik ini semoga bisa memudahkan buat anda sekalian yang belum hafal liriknya langsung saja simak berikut ini



 حَمِدْتُ إلَـهِي كَيْـفَ لا وَلَهُ الفَضْلُ كَـمَا قَدْ تَوَلاّنِيْ فَذَلّتْ لِيَ السُّبُـلُ
Aku memuji Allah, bagaimana tidak? Karena milik Dialah segala karunia [bagiku], juga karena Dia-lah yang telah membimbingku sehingga semua jalan (semua sebab) menjadi tunduk bagi diriku.


وَأخْـرَجَنِيْ مِنْ بَيْنِ أهْـلِي مُفْهِـمًا وَعَلّـمَنِي عِلْمًا بِهِ قِيْمَـتِيْ تَغْـلُوا
Dialah(Allah) yang telah mengeluarkan diriku di antara keluargaku sebagai orang yang paham (berilmu), Dialah pula yang telah mengajariku ilmu; yang dengan ilmu itu harga diriku menjadi mahal.


وَحَرّكَـنِيْ للْمُـكَرّمـَات أحُـوْزُهَا فَهِـمّةُ نَفْـسِي دَائِـمًا أبَدًا تَعْـلُو
Dialah yang telah menggerakan diriku terhadap segala kebaikan yang aku raih, maka sungguh semangat [untuk meraihnya] pada diriku senantiasa ada dan selamanya tinggi.


وَألْهَـمَنِي بالعِـلْم حَـتّى مَلكْـتُهُ فصَـار مَريْر الصَّبر عنْد فَمِي يَحْـلُو
Dialah yang memberikan ilham pada diriku dengan ilmu hingga aku dapat menguasai ilmu tersebut, [yang karena itu] maka kepahitan dalam bersabar dimulutku menjadi manis.


وَقَدْ زَادَ عِشْـقِي للعُـلُوْمِ فَأصْبَحْتُ كَتـِمْثَـالِ لَيْلَى عِنْدَ قَيْسٍ فَمَا يَسْلُو
Sungguh sangat besar keasyikanku dengan ilmu-ilmu hingga aku seakan menjadi patung Layla bagi Qais; alangkah senangnya ia (Qais).


فَمَا مِنْ عُلُوْم بَثّـهَا اللهُ فِي الـوَرَى إلَى خَـلْقهِ إلاّ وَلِي مَعْـهَا وَصْـلُ
Maka tidak ada dari ilmu-ilmu apapun [dari ilmu-ilmu syari’at] yang disebarkan oleh Allah bagi para makhluk-Nya kecuali aku memahami ilmu-ilmu itu semua.


وَصَنّفْتُ مَا قَدْ صُنّف للنّاس جنْـسُهُ فيَا قَاصدي الإنْصَاف لِي مَيّزُوا وابلوا
Telah aku tulis setiap jenis dari ilmu [syari’at] itu bagi segenap manusia, wahai orang-orang yang adil lihatlah dan bedakanlah bagiku [apa yang telah aku tulis] dan perhatikanlah [keistimewaannya].


وَلِي مِـنْ بَدِيهَات الكَلام عَـجَائبُ تُكَـّر عليـْهم كُلّما طُوّلتْ تـَحْلو
Aku memiliki penjelasan-penjelasan yang mengagumkan; yang itu semua terus diulang-ulang [diajarkan] kepada mereka; bahkan bila terus diperpanjang penjelasan-penjelasanku itu akan bertambah manis.


وَقَدْ قَادَنِي عِلـمِي إلَى الزّهد فِي الدّنا ومَا جُـمعَا إلا لِعَـْبدٍ لـهُ فَضْـلُ
Sungguh ilmuku telah mengarahkan diriku untuk menghindari [bersikap zuhud] perkara hina, dan tidaklah dapat diraih keduanya [ilmu dan zuhud] itu kecuali oleh orang memiliki keutamaan.


نـعـم وَتُقـاة الله أشـرَف خُـلّة وَلا خيْرَ فِي قَولٍ إذا ضُيّـع الفعْـلُ
Sebaik-baik teman adalah takwa kepada Allah, dan sungguh tidak ada kebaikan dalam kata-kata jika tidak ada pengamalan bagi kata-kata tersebut.


قنُـوعِي بِما يكفِي يَقيـْني مِن الأذَى وَبَعْـد يَقِيْـني بالـمَقَاديـْر لاَ ذُلُّ
Kepuasanku dengan sesuatu yang mencukupi [dari dunia] telah menghindarkanku dari segala marabahaya, dan setelah kuatnya keyakinanku terhadap segala ketentuan [Allah] maka tidak akan kehinaan.


وَأُحْـسِنُ مِنْ عِلمٍ ترَامَـى بأهْـلهِ إلَـى مَيْن مَـخْلُوق يُمَاثلهُ الـجَهْلُ
Aku benar-benar telah mumpuni dalam ilmu [madzhab Imam Ahmad bin Hanbal]; di mana yang ahli dalam ilmu tersebut telah dituduh menzalimi dan membodohi manusia.


وَأسْـكِنُ قَلْـِبي حُبّ كُلّ مُـحَقّق عَشـقْتُ كَمَا تعْشـقُ الأعْيُنُ النّجَلُ
Aku tempatkan pada hatiku kecintaan terhadap setiap orang ahli ilmu [muhaqqiq], dan aku benar-benar mencintai dan terbuai oleh orang seperti itu seperti terbuainya seseorang oleh perempuan-perempuan yang indah pandangan matanya.


وَبَغْـدَادُ دَارٌ ليـْسَ يُغْـبنُ أهْلَـهَا وَمَا حُبّـهُمْ إلا لـمَنْ ما لَه شَـكلُ
Dan kota Bagdad bukanlah rumah yang menipu para penduduk di dalamnya, dan tidaklah kecintaan para penduduk kota tersebut terhadap seseorang kecuali orang tersebut memiliki keutamaan ilmu [artinya; seluruh penduduk kota Bagdad mengakui keutamaan ilmuku].


وَكُلّ البـلاد أشْحَـنَتْهَا فضَـائِـلِي أَقَـرّ بفَضْلِي الدّين والْحزن والسّـهْلُ
Seluruh negeri telah dipenuhi keutamaan-keutamaanku, bahkan keutamaanku telah diakui oleh ahli agama, orang yang sedih, dan orang yang kaya.


وَذكْـرِي ورَاءَ النّـهْر بالفَضْل وَافِـرُ وَفي الـمَغْرب الأقصَى ومَا بَلغَتْ إبلُ
Namaku disebut-sebut oleh orang-orang di seberang sungai Jaihun (Bilad Ma Wara’ an-Nahr), oleh orang-orang yang ada di wilayah Maghrib al-Aqsha, dan oleh orang-orang yang berada di berbagai wilayah yang sampai ditempuh unta.


وَلـمّا نَـظَرْتُ فِي الْمَـذاهب كُلّهَا طَلَبْتُ الأسَـدَّ فِي الصّوَاب ومَا أغْلُو
Ketika aku melihat dan memperhatikan seluruh madzhab; maka aku mencari “yang paling lurus dalam kebenaran” di antara semua madzhab tersebut, dan tidaklah dalam hal ini aku berlebih-lebihan.


فَألـفَيتُ عنْد السّبر قَـوْلَ ابْنِ حَنْبَلٍ يَـزيْد عَلَى كُلّ الـمَذاهِب بَلْ يَعْلُو
Maka aku mendapati keadaan yung paling baik adalah dengan mengambil madzhab Ahmad, madzhab ini memiliki kelebihan dari lainnya; bahkan lebih tinggi.


وَكُلّ الَـذي قَـد ْقالَـهُ فَـمُشيَّـدٌ بنَـقْل صَحيْحٍ والـحَديْثُ هُو الأصْلُ
Setiap apa yang ia (Ahmad bin Hanbal) katakan dikuatkan dengan dalil yang benar; dan sungguh hadits adalah sebagai dasarnya.


وَكان بنَقْل العـلم أعْرفَ مَـنْ روَى يقـوم بأنْبـَاءٍ وإنْ شَـانهُ عَضَـلُ
Dia (Ahmad bin Hanbal) adalah orang yang paling paham dalam periwayatan hadits, ia selalu berusaha mendatangkan hadits-hadits walaupun itu sangat sulit.


وَمَـذْهَبُـهُ أنْ لا يـُشـبـّهَ رَبّـهُ ويَتْبـَع في التّسليْم مَنْ قدْ مـضَى قَبلُ
Madzhab beliau [dalam akidah] adalah tidak menyerupakan Allah dengan suatu apapun, beliau mengikuti orang-orang terdahulu dalam metode taslîm [berserah kepada Allah dalam memahami sifat-sifat-Nya tanpa menyerupakan-Nya dengan suatu apapun].


فَقَـامَ لَهُ الْحُسّـادُ مِنْ كُلّ جَـانبٍ فقَـامَ عَلَى رِجْل الثّباتِ وَهُمْ زَلّـوْا
Banyak para penghasud dari berbagai arah yang menghasudnya, namun beliau tetap kuat dalam keyakinannya; sungguh para penghasud itulah yang telah sesat.


وَكَانَ لَـهُ أتْبَـاعُ صِـدْقٍ تَتَابَعُـوا فَكَمْ أرْشَدُوا نَـحْوَ الْهُدَى وَلَكُمْ دَلُّوا
Beliau (Ahmad bin Hanbal) memiliki banyak pengikut yang baik-baik yang mengikut setiap jejaknya, sungguh mereka telah membawa petunjuk bagi kalian.


وَجَـاءكَ قَـوْمٌ يَدَّعُـوْنَ تَـمَذْهُبًا بـمَذْهَبهِ مَا كُلّ فَـرْعٍ لَـهُ أصْـلُ
Tapi kemudian datang kepadamu suatu kaum yang mengaku bermadzhab dengannya [madzhab Hanbali], tapi sesungguhnya tidaklah setiap cabang itu benar sesuai pokoknya.


فَـلاَ فِي الفُـرُوعِ يُثْبِتُـْونَ لِنَصْـرِه وَعنْـدَهُمْ عَنْ فَـهْمِ مَا قالَهُ شُغْـلُ
Dalam masalah-masalah furû’ mereka itu sedikitpun tidak menguatkan apa yang telah ditetapkan olehnya [Ahmad bin Hanbal], dan sungguh mereka tidak pernah menyibukan diri untuk memahami [mempelajari] apa yang telah dikatakan olehnya [Ahmad bin Hanbal].

إذَا نَاظَـرُوا قَامُـوا مَقَـامَ مَفـَاتلَ فَـوَا عَجَـبَا والقَـومُ كُلّـهُمْ عَزلُ
Jika berdebat [urusan agama] maka mereka tidak ubah seperti “kulit-kulit pada biji kurma” [tidak memiliki kekuatan], sungguh sangat mengherankan karena mereka semua adalah orang-orang lemah [bodoh; tidak paham urusan agama].


قيـَاسُـهُمْ طَـرْدًا إذَا صَـدّرُوا بهِ وَهُـمْ عَنْ عُلـوْم النّقْلِ أجْمَعهَا عَطَلُ
Jika mereka membuat qiyas [dalam masalah hukum] maka apa yang mereka buat itu tidak dapat diterima, dan sungguh mereka itu adalah orang-orang yang tidak paham sedikitpun tentang dalil-dalil tekstual.


إذَا لَـمْ يَكُنْ في النّقـل صَاحِب فِطْنةٍ تَشَابـَهَتِ الْـحَيّاتُ وَانْقَطَع الْحَبْلُ
Padahal, jika tidak ada orang cerdas untuk memahami dalil-dalil tekstual; maka ular-ular akan saling mematuk sesama mereka dan tali akan menjadi putus [tidak lagi bermadzhab kepada Ahmad].


وَمَا لُوا إلَى التّشبيْه أخْذا بِصُورَة الـ ـذيْ نَقَلُوهُ فِي الصّـفَاتِ وَهُمْ غَفَلُ
Kemudian mereka lebih condong untuk mengambil keyakinan tasybîh [menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya]; karena mereka mengambil “segala bentuk” [artinya mengambil secara zahir] dalam segala apa yang mereka ambil dari sifat-sifat Allah, sungguh mereka semua adalah orang-orang lalai.


وَقالُـوا الّذي قُلنَاه مَذْهب أحْـمَد فمَـال إلَى تَصْدِيْقـهمْ مَنْ بهِ جَـهْلُ
Lalu mereka berkata: “Apa yang kita katakan ini adalah madzhab Ahmad bin Hanbal”, hingga kemudian orang-orang bodoh membenarkan apa yang mereka katakan.


وَصَـارَ الأعَادِي قَائلـيْنَ لِكُلّـنَا مُشَبّـهَةٌ قَدْ ضَرّناَ الصّـحْبُ وَالـخُلُّ
Sebab mereka itulah maka semua musuh berkata bagi kita: “Semua orang bermadzhab Hanbali adalah kaum Musyabbihah [menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya]”, sungguh ini sebenarnya telah menyakitkan kami karena bersahabat dan berteman [dengan mereka; orang-orang yang mengaku bermadzhab Hanbali].


فَقَدْ فَضَـحُوا ذَاكَ الإمَامَ بـجَهْلِهمْ وَمَذْهَبُـهُ التّنْـزيْهُ لكِنْ هُمُ اخْتَـلُّوا
Sungguh perbuatan mereka itu telah melukai (mengotori) nama Imam Ahmad karena kebodohan mereka sendiri, padahal keyakinan Ahmad adalah tanzîh [mensucikan Allah dari menyerupai makhluk-Nya], dan sebenarnya mereka sendirilah yang sesat.


لَعُمْـريْ لَقَدْ أدْرَكْتُ منْهُمْ مَشَايـخًا وأكْـثَر مَنْ أدْركْتُـهُ مَا لهُ عَقْـلُ
Sungguh, aku telah benar-benar bertemu dengan “syekh-syekh” para perusak madzhab Hanbali tersebut, dan ternyata aku mendapati kebanyakan mereka adalah orang-orang yang tidak punya akal [tidak paham urusan agama].


وَمَا زِلْتُ أجْـلُوا عَنْـهُمْ كُلّ خِلّةٍ مِنَ الاعْتقَاد الـرّذلِ كَيْ يَجْمَعَ الشّمْلُ
Aku senantiasa menjelaskan bagi mereka setiap “kerusakan/borok” dalam akidah sesat mereka; dengan tujuan supaya perpecahan dalam madzhab ini selesai [menjadi bersatu].


تسَمّـوا بألقَـابٍ وَلاَ عِـلْمَ عِنْدَهُمُ فَوَائِـدُهُمْ لا حـرم فيْهَا وَلا حِـلّ
Mereka menyandang berbagai gelar padahal mereka tidak memiliki ilmu sedikitpun, ajaran-ajaran mereka tidak ada pengaruh di dalamnya dalam masalah halal dan haram.


مَوَائِـدُهُمْ لاَ يَلْـحَق الْخَـلّ بَقْـلهَا وإنْ شِـئْتَ لاَ خَلٌّ عَليْـهَا وَلاَ بَقْلُ
“Meja makan” mereka hambar; sayur mereka tidak memiliki cuka [hambar tanpa garam], bahkan jika engkau ingin; katakanlah bahwa meja makan mereka tidak memiliki cuka dan tidak memiliki sayur.


وَأكْـثَرُ حُسَّـادٍ لَنَا أهْـلُ مَذْهَـبِيْ فَلَوْ قَـدرُوْا أفْتَـوا بأنّ دَمِـي حِلُّ
Padahal kebanyakan mereka yang dengki terhadap kita adalah orang-orang yang mengaku bermadzhab kita sendiri [madzhab Hanbali], bahkan jika mampu mereka akan mengatakan bahwa darahku halal [karena membongkar kesesatan akidah mereka].



تَمَنّـوْا بِجَـهْلٍ أنْ تَـزِلّ بِيَ النّـعْلُ وَلَمْ تَمْشِ فِي مَجْدٍ بِمِثْلِي لَهُمْ رَجُلُ


Mereka berharap, -dengan kebodohan yang ada pada diri mereka-, supaya langkahku ini terpeleset; padahal tidak ada orang [dalam madzhab ini] yang berjalan dengan kemuliaan [karunia] seperti diriku.


وَمُنْذُ مُضِيّ شَيْخِ الـجَمَاعَة أحْـمَدُ إلَى الآنَ لَـمْ يُوجَدْ لِعَالِـمِكُمْ مِثْلُ
Sungguh, setelah Ahmad bin Hanbal; -sebagai pimpinan umat Islam- telah tiada, hingga sekarang tidak pernah ada lagi orang alim di antara kalian yang seperti dia.


لَقَدْ بَاتَ عِنْـدِي ألفُ ألفٍ يَقُـومُوا سَـحَابَة وعْظِي كُلّـهُم صَيّبٌ وَبْلُ
Kini telah ada pada diriku sejuta pelajaran [dalam urusan madzhab Hanbali] yang semua itu merupakan awan yang akan memberikan hujan yang deras [memberi faedah yang sangat besar].


وَرَوْضَـاتُ عِلْمِي كُلّهَا تَمْرَح الْجَنى وَبُسْـتَانُـهُمْ إذَا مَا تَأمَّلْـتَهُ أثَـلُ
Taman-taman ilmuku semuanya telah siap dipetik, sementara kebun mereka -jika engkau perhatikan- tidak lain hanyalah berisi pohon-pohon kering (gersang dan tandus).


وَكَيْفَ تَـرَى تبَرّى الْحَسُـودُ وَدَاؤُهُ إذَا سُئـل الطّبُّ الْخَبـيْرُ بهِ يَسْلُو
Dan sungguh engkau akan lihat [tamanku itu sebagai] obat bagi orang yang dengki; yang bila seorang dokter ahli [berpengalaman] ditanya resep; dengan senang ia akan memberikan obat dari dariku itu.


تَـفَـرّد بالبُغْض القَبـيْح مُـخَالِفُ ألَيْسَ اجْتِمَاع النّاسِ لِي شَاهِدٌ عَدْلُ
Namun seorang pembangkang akan tetap menampakan sifat bencinya yang jelek, tidakkah [cukup baginya] jumlah manusia yang sangat banyak ini sebagai saksi yang adil bagi [kebenaran] diriku?

1 Response to "Syair Ibnul Jauzi"

  1. Penyair..lagu puji tuhan namun pakai bahasa arab,coba lagunya pakai bahasa indonesia jadi kita tau juga,yg pakai bahasa jawa sudah ada juga,namun kurang dapat dipahami,kitakan satu bahasa satu negara tolong bro qodir,pakai bahasa indonesia agar ngrerti kita.

    ReplyDelete